PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003
 

     PENERAPAN METODE PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM
        INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISA PERUBAHAN
       PENGGUNAAN LAHAN (Studi Kasus: Wilayah Kali Surabaya)


   Bangun Muljo Sukojo dan Diah Susilowati
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia

                                                              Abstrak
Penelitian analisis perubahan penggunaan lahan telah dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh  (inderaja) dan sistem informasi geografis (SIG). Identifikasi peta perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan proses tumpang susun peta penggunaan lahan tahun 1990 (hasil digitasi skala 1:50.000) dan peta penggunaan lahan tahun 1997 hasil interpretasi citra Landsat TM (Thematic Mapper) tahun 1997 dengan koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Perbaikan kontras citra melalui perataan histogram dilakukan dengan teknik klasifikasi terawasi yang terbagi menjadi 7 (tujuh) klas (sawah, perkampungan, tegalan, industri, tambak, lapangan olah raga dan semak). Analisis perubahan penggunaan lahan dan tingkat pencemaran air sungai BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid) dilakukan dalam sistim informasi geografis hingga diperoleh database dengan format link spasial dan tabular. Perubahan penggunaan lahan dianalisis berdasarkan pembagian segmen mengacu arah kontur sepanjang Kali Surabaya. Hasil analisis memperlihatkan perubahan penggunaan lahan pada tahun 1990-1997 yakni sawah berkurang 5,72 %, perkampungan bertambah 15,16 %, tegalan bertambah 0,54 %, tambak berkurang 9,67 %, industri bertambah 36,67 % dan semak berkurang 26,67 %. Hasil analisis tingkat pencemaran air dengan regresi linier berganda menunjukkan BOD (koefisien determinan 56 %) dan TSS (koefisien determinan 65 %) masih dipengaruhi oleh perubahan penggunaan lahan, tidak demikian halnya dengan COD (koefisien determinan 24 %).


                                                                  Abstract
Application of Remote Sensing and Geographic Information System Methods for Land Using Difference. Land using difference analysis has been done using remote sensing and Geographic Information System (GIS) methods. Identification of land using difference was conducted using map overlaying process of 1990s (digitized scalling 1:50.000) and 1997s land using map (interpreted from Landsat TM (Thematic Mapper) Image 1997) with UTM (Universal Transverse Mercator) coordinate. Image enhancement was done through histogram equalization with supervised classification devided into 7 classes: rice field, settlement, dry field, industry, pond, sport field and bush. Land using difference and river pollution BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) and TSS (Total Suspended Solid) analysis were done through GIS to get database in spasial link and tabular format. Land using difference was done based on division segment of Kali Surabaya contour as reference. The result shows that there were changes on land using from 1990 until 1997 that rice field reduced by 5.72 %; settlement increased by 15,16 %; dry field increased by 0.54 %; industry increased by 36.67 % and bush reduced by 26.67 %. Water pollution analysis results which was done using multiple linier regression show both BOD (determinant coefficient 56 %) and TSS (determinant coefficient 65 %) are affected by difference in land using, but COD (determinant coefficient 24 %) is not affected.
Keywords: land use, water pollution, Landsat TM, supervised classification


JURNAL selengkapnya bisa di lihat >>
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/01_Penerapan%20Metode_Bangun.pdf



Resume :

 PENERAPAN METODE PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM
    INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISA PERUBAHAN
  PENGGUNAAN LAHAN (Studi Kasus: Wilayah Kali Surabaya)

Yang sebagai mana kita baca bahwa penginderaan jauh itu tidak pernah lepas dari Sistem Informasi Geografi (SIG). Data-data spasial hasil penginderaan jauh merupakan salah satu data dasar yang dipergunakan dalam analisis SIG. Dalam perkembangannya data-data SIG juga berguna dalam pengolahan data penginderaan jauh. SIG sangat baik dalam proses manajemen data, baik itu data atribut maupun data spasialnya. Integrasi antara data spasial dan data atribut dalam suatu sistem terkomputerisasi yang bereferensi geografi merupakan keunggulan dari SIG.
Dan data penginderaan jauh merupakan data hasil pantulan objek dari berbagai panjang gelombang yang di tangkap oleh sebuah sensor dan mengubahnya menjadi data numerik serta bisa dilihat dalam bentuk grafik atau citra (imaginery) (Purwadhi, 2001). Sedangkan pemanfaatan data-data penginderaan jauh dilakukan karena tersedia dalam jumlah yang banyak, mampu memperlihatkan dearah yang sangat luas, tersedia untuk daerah yang sulit terjangkau, tersedia untuk waktu yang cepat, dan dapat memperlihatkan objek yang tidak tampak dalam wujud yang bisa dikenali objeknya (Sutanto, 1989). Salah satu contoh aplikasi data penginderaan jauh adalah untuk melihat indeks vegetasi dan mengestimasi jumlah penyerapan Carbon Dioksida (CO2) oleh tanaman. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) merupakan metode yang sering digunakan untuk memanfaatkan data spektral indeks vegetasi (Spectral Vegetation Index (SVI)) dari penginderaan jauh. Spektral indeks vegetasi dari data penginderaan jauh terbentuk karena adanya perbedaan pantulan gelombang dari daun tanaman hidup dengan objek-objek yang lain dipermukaan bumi pada panjang gelombang hijau (visible) dan infra merah dekat (invisible) (Horning, 2004)
Kemampuan suatu citra (imaginery) menangkap dan menampilkan suatu informasi dari permukaan bumi sangat tergantung dari resolusi spasial, resolusi temporal, resolusi radiometrik dan resolusi spektralnya (Purwadhi, 2001). Setiap jenis citra mempunyai jenis resolusi yang berbeda-beda baik itu resolusi spasial, resolusi temporal, resolusi radiometrik maupun resolusi spektralnya sehingga mengakibatkan kemampuan suatu citra dalam menangkap dan menampilkan informasi juga berbeda-beda. Keadan ini juga terjadi pada kemampuan citra dalam menangkap dan menampilkan informasi indeks vegetasi.
Gambar disamping adalah contoh gambar citra dimana yang diperlihatkan adalah sebaran vegetasi yang didukung oleh tampilan dari citra ikonos. dan gambar di bawahnya adalah sebaran warna indeks vegetasi yang diolah melalui program2 GIS.
Pengolahan data penginderaan jauh dengan memanfaatkan SIG diharapkan mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat sehingga dapat digunakan sesegera mungkin untuk keperluan analisis dan manipulasi data. Klik >> http://mbojo.wordpress.com/2008/02/27/gis-untuk-penginderaan-jauh-dan-indeks-vegetasi/
Dengan Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan teman-teman,,maka akan berpengaruh cukup besar terhadap perubahan tatanan lingkungan berupa menurunnya kualitas lingkungan, degradasi lingkungan/kerusakan lingkungan serta berkurangnya sumberdaya alam maupun perubahan tata guna lahan.
Berdasarkan data hasil pemantauan kualitas air secara kontinu tahun 1990 dan 1997 dapat dihitung rata-rata perubahan kadar BOD, COD dan TSS yang disajikan pada Tabel 11. Berdasarkan data perubahan kualitas air tersebut diperoleh hasil kecenderungan meningkatnya nilai parameter BOD, COD dan TSS yang hampir merata pada tiap segmen, dengan kenaikan BOD, COD dan TSS rata-rata 50-70 % untuk tahun 1990 – 1997. Selanjutnya dilakukan pembuatan model Sistem Informasi Geografis, yang memadukan overlay data perubahan penggunaan lahan hasil data citra terklasifikasi dan peta penggunaan lahan. Kemudian dibuat coverage dengan menggunakan Software ArcView Spasial Analysis dan ditambahkan atribut khusus untuk tingkat pencemaran (BOD, COD, TSS) pada titik pantau masing-masing segmen. Proses pembuatan basis data tersebut setiap saat dapat diakses sesuai keperluan. Adapun tahapan pembuatan model SIG, sebagai berikut:
- Proses digitasi peta penggunaan lahan hasil citra terklasifikasi skala 1:50.000 untuk wilayah Kali Surabaya, dengan menggunakan digitizer yang kemudian dilakukan transformasi dari raster ke vektor dengan hasil coverage penggunaan lahan;
- Overlay geometrik antara layer lahan dan sungai, lokasi industri dan titik-titik pantau dengan input data skala 1 : 50.000 dan hasil overlay skala 1 : 250.000
- Pembuatan Sistem Informasi Geografiss (SIG) dilakukan dengan menambahkan basis data BOD, COD, TSS dan data-data atribut seperti jenis industri, kode titik pantau dan jenis parameter.

Dari penelitian yang dilakukan ini, maka kita dapat simpulkan bahwa metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografiss dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan analisis perubahan penggunaan lahan. Hasil analisis menentukan terjadinya perubahan lahan di wilayah Kali Surabaya yakni sawah berkurang sebesar 53.701.225,48 m2 (5,72%), perkampungan bertambah sebesar 117.426.679,73 m2 (23,31%), tegalan bertambah 835.352,40 m2 (0,54%) dan industri bertambah 1.312.696,62 m2 (36,67%). Pengetahuan tentang perubahan lahan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas lingkungan berdasarkan data perubahan kualitas air yang diperoleh dari hasil kecenderungan nilai parameter BOD, COD dan TSS yang hampir merata pada tiap segmen, dengan kenaikan BOD, COD dan TSS rata-rata 50-70 % untuk tahun 1990 – 1997.

Kira-kira para sahabat Mudeng Apa Mubeng nih ?? Mudeng dong hhe DasyaaaaT banget Pengindraan jarak jauh ya Sahabat,,Terus kembangin lagi ni teknologi Sahabat supaya bisa semakin baik lagi,,kadang saya berikir,teknologi sekarang saja sudah seperti ini dan Apa lagi nanti ya HHa.. Semoga blog saya ini bisa bermanfaat buat para sahabat yang budiman ya,,terus gali ilmu sedalam dalamnya supaya bisa membangun bangsa ini para sahabat.. Mungkin hanya ini yang bisa saya berikan,,mohon maaf apabila blog saya belum baik,karena masih dalam tahap belajar menjadi yang terbaik hehe :) .. Terimakasi Wassalamuallaikum Wr.Wb

0 comments:

Posting Komentar